·
Bersabarlah, jangan sedih wahai saudaraku !
Senang, bahagia, suka cita, sedih, kecewa dan duka cita
adalah sesuatu yang biasa dialami manusia. Ketika mendapatkan sesuatu yang
menggembirakan dari kesenangan-kesenangan duniawi maka dia akan senang dan
gembira. Sebaliknya ketika tidak mendapatkan apa yang diinginkan maka dia
merasa sedih dan kecewa bahkan kadang-kadang sampai putus asa.
Akan tetapi sebenarnya bagi seorang mukmin, semua
perkaranya adalah baik. Hal ini diterangkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi
wa sallam:
عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ
خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لِأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ
فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ
"Sungguh menakjubkan perkaranya orang mukmin.
Sesungguhnya semua perkaranya adalah baik dan tidaklah hal ini dimiliki oleh
seorangpun kecuali oleh orang mukmin. Jika dia diberi kenikmatan/kesenangan,
dia bersyukur maka jadilah ini sebagai kebaikan baginya. Sebaliknya jika dia
ditimpa musibah (sesuatu yang tidak menyenangkan), dia bersabar, maka ini juga
menjadi kebaikan baginya." (HR. Muslim no.2999 dari Shuhaib radhiyallahu
'anhu)
·
Kriteria Orang yang Paling Mulia
Sesungguhnya kesenangan duniawi seperti harta dan status
sosial bukanlah ukuran bagi kemuliaan seseorang. Karena Allah Ta'ala memberikan
dunia kepada orang yang dicintai dan orang yang tidak dicintai-Nya. Akan tetapi
Allah akan memberikan agama ini hanya kepada orang yang dicintai-Nya. Sehingga
ukuran/patokan akan kemuliaan seseorang adalah derajat ketakwaannya. Semakin
bertakwa maka dia semakin mulia di sisi Allah.
Allah berfirman:
يَاأَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى
وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ
أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kalian
dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kalian
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kalian saling kenal mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah ialah orang
yang paling bertakwa di antara kalian. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi
Maha Mengenal." (Al-Hujuraat:13)
·
Jangan Sedih ketika Tidak Dapat Dunia
Wahai saudaraku, ingatlah bahwa
seluruh manusia telah Allah tentukan rizkinya -termasuk juga jodohnya-,
ajalnya, amalannya, bahagia atau pun sengsaranya. Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِيْ بَطْنِ
أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْمًا نُطْفَةً ثُمَّ يَكُوْنُ فِيْ ذَلِكَ عَلَقَةً مِثْلَ
ذَلِكَ ثُمَّ يَكُوْنُ فِيْ ذَلِكَ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ يُرْسَلُ الْمَلَكُ
فَيَنْفُخُ فِيْهِ الرُّوْحَ وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ
وَعَمَلِهِ وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيْدٌ
"Sesungguhnya salah seorang
dari kalian dikumpulkan penciptaannya dalam perut ibunya selama 40 hari dalam
bentuk nuthfah (air mani) kemudian berbentuk segumpal darah dalam waktu yang
sama lalu menjadi segumpal daging dalam waktu yang sama pula. Kemudian diutus
seorang malaikat kepadanya lalu ditiupkan ruh padanya dan diperintahkan dengan
empat kalimat/perkara: ditentukan rizkinya, ajalnya, amalannya, sengsara atau
bahagianya." (HR. Al-Bukhariy no.3208 dan Muslim no.2643 dari Ibnu Mas'ud
radhiyallahu 'anhu)
Tidaklah sesuatu menimpa pada kita kecuali telah Allah
taqdirkan. Allah Ta'ala berfirman:
"Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan
(tidak pula) pada diri kalian sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab
(Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu
adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kalian jangan
berduka cita terhadap apa yang luput dari kalian, dan supaya kalian jangan
terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepada kalian. Dan Allah tidak
menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri, (yaitu) orang-orang
yang kikir dan menyuruh manusia berbuat kikir. Dan barangsiapa yang berpaling
(dari perintah-perintah Allah) maka sesungguhnya Allah Dia-lah Yang Maha Kaya
lagi Maha Terpuji." (Al-Hadiid:22-24)
Kalau kita merasa betapa sulitnya
mencari penghidupan dan dalam menjalani hidup ini, maka ingatlah sabda
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam:
لَيْسَ مِنْ عَمَلٍ يُقَرِّبُ إِلَى الْجَنَّةِ إِلاَّ قَدْ
أَمَرْتُكُمْ بِهِ وَلَا عَمَلٍ يُقَرِّبُ إِلَى النَّارِ إِلاَّ قَدْ نَهَيْتُكُمْ
عَنْهُ لاَ يَسْتَبْطِئَنَّ أَحَدٌ مِنْكُمْ رِزْقُهُ أَنَّ جِبْرِيْلَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ
أَلْقَى فِيْ رَوْعِيْ أَنَّ أَحَدًا مِنْكُمْ لَنْ يَخْرُجَ مِنَ الدُّنْيَا حَتَّى
يَسْتَكْمِلَ رِزْقُهُ فَاتَّقُوا اللهَ أَيُّهَا النَّاسُ وَاَجْمِلُوْا فِي الطَّلَبِ
فَإِنْ اسْتَبْطَأَ أَحَدٌ مِنْكُمْ رِزْقُهُ فَلاَ يَطْلُبْهُ بِمَعْصِيَةِ اللهِ
فَإِنَّ اللهَ لاَ يُنَالُ فَضْلُهُ بِمَعْصِيَةٍ
"Tiada suatu amalan pun yang
mendekatkan ke surga kecuali aku telah perintahkan kalian dengannya dan tiada
suatu amalan pun yang mendekatkan ke neraka kecuali aku telah larang kalian
darinya. Sungguh salah seorang di antara kalian tidak akan lambat rizkinya.
Sesungguhnya Jibril telah menyampaikan pada hatiku bahwa salah seorang dari
kalian tidak akan keluar dari dunia (meninggal dunia) sampai disempurnakan
rizkinya. Maka bertakwalah kepada Allah wahai manusia dan perbaguslah dalam
mencari rizki. Maka apabila salah seorang di antara kalian merasa/menganggap
bahwa rizkinya lambat maka janganlah mencarinya dengan bermaksiat kepada Allah
karena sesungguhnya keutamaan/karunia Allah tidak akan didapat dengan
maksiat." (Shahih, HR. Al-Hakim no.2136 dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu
'anhu)
Maka berusahalah beramal/beribadah
dengan yang telah dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan
jangan membuat perkara baru dalam agama (baca:bid'ah).
Dan berusahalah mencari rizki
dengan cara yang halal serta hindari sejauh-jauhnya hal-hal yang diharamkan.
·
Hendaklah Orang yang Mampu Membantu
Hendaklah bagi orang yang
mempunyai kelebihan harta ataupun yang punya kedudukan agar membantu saudaranya
yang kurang mampu dan yang mengalami kesulitan. Allah berfirman:
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلاَ
تَعَاوَنُوا عَلَى الإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ
الْعِقَابِ
"Dan tolong-menolonglah
kalian dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong
dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kalian kepada Allah,
sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya." (Al-Maa`idah:2)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda:
مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ
الدُّنْيَا، نَفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ
يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ، يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ، وَمَنْ
سَتَرَ مُؤْمِنًا سَتَرَهُ اللهُ فِيْ الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ، وَاللهُ فِيْ عَوْنِ
الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِيْ عَوْنِ أَخِيْهِ
"Barangsiapa menghilangkan
satu kesusahan dari kesusahan-kesusahan dunia dari seorang mukmin, maka Allah
akan hilangkan darinya satu kesusahan dari kesusahan-kesusahan hari kiamat. Dan
barangsiapa yang memudahkan orang yang mengalami kesulitan maka Allah akan
mudahkan baginya di dunia dan di akhirat. Dan barangsiapa yang menutupi aib
seorang muslim, maka Allah akan tutupi aibnya di dunia dan akhirat. Dan Allah
akan senantiasa menolong hamba selama hamba tersebut mau menolong
saudaranya." (HR. Muslim no.2699 dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu)
·
Berdo'a ketika Sedih
Jika kita merasa sedih karena
sesuatu menimpa kita seperti kehilangan harta, sulit mencari pekerjaan,
kematian salah seorang keluarga kita, tidak mendapatkan sesuatu yang kita
idam-idamkan, jodoh tak kunjung datang ataupun yang lainnya, maka ucapkanlah
do'a berikut yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam:
"Tidaklah seseorang ditimpa
suatu kegundahan maupun kesedihan lalu dia berdo'a: "Ya Allah,
sesungguhnya saya adalah hamba-Mu, putra hamba laki-laki-Mu, putra hamba
perempuan-Mu, ubun-ubunku ada di Tangan-Mu, telah berlalu padaku hukum-Mu, adil
ketentuan-Mu untukku. Saya meminta kepada-Mu dengan seluruh Nama yang Engkau
miliki, yang Engkau menamakannya untuk Diri-Mu atau yang Engkau ajarkan kepada
seseorang dari makhluk-Mu atau yang Engkau turunkan dalam kitab-Mu atau yang
Engkau simpan dalam ilmu ghaib yang ada di sisi-Mu. Jadikanlah Al-Qur`an
sebagai musim semi (penyejuk) hatiku dan cahaya dadaku, pengusir kesedihanku
serta penghilang kegundahanku." kecuali akan Allah hilangkan kegundahan
dan kesedihannya dan akan diganti dengan diberikan jalan keluar dan
kegembiraan." Tiba-tiba ada yang bertanya: "Ya Rasulullah, tidakkah
kami ajarkan do'a ini (kepada orang lain)? Maka Rasulullah menjawab:
"Bahkan selayaknya bagi siapa saja yang mendengarnya agar mengajarkannya
(kepada yang lain)." (HR. Ahmad no.3712 dari 'Abdullah bin Mas'ud
radhiyallahu 'anhu, dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albaniy)
Juga do'a berikut ini:
اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ
وَالْحَزَنِ وَالْعَجْزِ وِالْكَسَلِ وَالْبُخْلِ وَالْجُبْنِ وَضَلَعِ الدَّيْنِ وَغَلَبَةِ
الرِّجَالِ
"Ya Allah, sesungguhnya aku
berlindung kepada-Mu dari gundah gulana, sedih, lemah, malas, kikir, penakut,
terlilit hutang dan dari tekanan/penindasan orang lain." (HR. Al-Bukhariy
7/158 dari Anas radhiyallahu 'anhu)
·
Ilmu adalah Pengganti Segala Kelezatan
Di antara hal yang bisa menghibur
seseorang ketika mengalami kesepian atau ketika sedang dilanda kesedihan adalah
menuntut ilmu dan senantiasa bersama ilmu.
Berkata Al-Imam Al-Mawardiy:
"Ilmu adalah pengganti dari segala kelezatan dan mencukupi dari segala
kesenangan…. Barangsiapa yang menyendiri dengan ilmu maka kesendiriannya itu
tidak menjadikan dia sepi. Dan barangsiapa yang menghibur diri dengan
kitab-kitab maka dia akan mendapat kesenangan…. Maka tidak ada teman ngobrol
sebaik ilmu dan tidak ada sifat yang akan menolong pemiliknya seperti sifat
al-hilm (sabar dan tidak terburu-buru)." (Adabud Dunya wad Diin hal.92,
dari Aadaabu Thaalibil 'Ilmi hal.71)
Duhai kiranya kita dapat mengambil
manfaat dari ilmu yang kita miliki sehingga kita tidak akan merasa kesepian
walaupun kita sendirian di malam yang sunyi tetapi ilmu itulah yang setia
menemani.
Contoh Orang-orang yang Sabar
Cobaan yang menimpa kita kadang-kadang
menjadikan kita bersedih tetapi hendaklah kesedihan itu dihadapi dengan
kesabaran dan menyerahkan semua permasalahan kepada Allah, supaya Dia
menghilangkan kesedihan tersebut dan menggantikannya dengan kegembiraan.
Allah berfirman mengisahkan
tentang Nabi Ya'qub:
وَتَوَلَّى عَنْهُمْ وَقَالَ يَاأَسَفَى
عَلَى يُوسُفَ وَابْيَضَّتْ عَيْنَاهُ مِنَ الْحُزْنِ فَهُوَ كَظِيمٌ(84) قَالُوا تَاللَّهِ
تَفْتَأُ تَذْكُرُ يُوسُفَ حَتَّى تَكُونَ حَرَضًا أَوْ تَكُونَ مِنَ الْهَالِكِينَ(85)
قَالَ إِنَّمَا أَشْكُو بَثِّي وَحُزْنِي إِلَى اللَّهِ وَأَعْلَمُ مِنَ اللَّهِ مَا
لاَ تَعْلَمُونَ(86)
"Dan Ya`qub berpaling dari
mereka (anak-anaknya) seraya berkata: "Aduhai duka citaku terhadap
Yusuf", dan kedua matanya menjadi putih karena kesedihan dan dia adalah
seorang yang menahan amarahnya (terhadap anak-anaknya). Mereka berkata:
"Demi Allah, senantiasa kamu mengingati Yusuf, sehingga kamu mengidapkan
penyakit yang berat atau termasuk orang-orang yang binasa." Ya`qub
menjawab: "Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan
kesedihanku, dan aku mengetahui dari Allah apa yang kalian tiada
mengetahuinya." (Yuusuf:84-86)